Saturday, July 12, 2014

Gold Coast Marathon 2014 - The Promise

Gold Coast Expo and Convention Center (photo: google)


Jumat tanggal 4 Juli, saya dan keluarga sampai di Gold Coast. Saat ke Expo di Gold Coast Convention Hall untuk ambil race packs, kesan bahwa organizer acara ini profesional sudah terasakan.



Event yang di ikutin 27,159 pelari ini, ngantri nya hanya 3 menit untuk ambil 5 race packs! Setelah ambil race packs kita harus lewatin area scan race-bibs (nomor dada) untuk verifikasi chip sesuai dengan nama kita. Lewat area tersebut kita langsung tiba di tempat pameran lari dan triathlon yang di ikuti oleh 30 plus exhibitors. In one word = impressive (untuk pengambilan racepack DAN expo lari nya)!



Sabtu 5 Juli adalah waktu race 10K dan 5.7K di Gold Coast Airport Marathon 2014. Istri saya ikut yang 10K, plus langsung lanjut temenin anak anak di acara 5.7K.







Istri saya kira kira 500 meter dari starting line 10K

Setelah balik hotel, saya cek iPad dan ternyata hasil race DAN sertifikat istri dan anak anak saya sudah keluar semua.

Damn! This race is absolutely professional and efficient! Four thumbs up!

Istri saya PB di race 10K, untuk pertama kalinya pecah telor 1 jam dengan catatan waktu 56:31! Congrats and hugs to my wife who is so happy with her race and the efficient organizing of the whole event.

Minggu 6 Juli, day of the marathon.


Malam sebelumnya saya coba tidur jam 9. Jam 11 saya bangun karena kepala yang tiba tiba pusing. I was nervous. Jam 1 akhirnya saya bisa tidur lagi dan jam 3 udah bangun tanpa alarm (yang saya setting untuk jam 5, karena start marathon nya jam 7:20). Saya siap siap dan berdoa untuk race yang smooth dari km 1 s/d km 42.2.


Ready for the 42.2 km ahead, with my Team Chubby jersey.


Saya jalan ke area start yang jaraknya 1.5km dari hotel, dan sampai race precinct sekitar jam 6:30.

Di starting area kategori turtle (paling belakang, untuk pelari pelan), saya ketemu mahasiswa Indonesia bernama Stevanus Irwan, yang sedang kuliah di Melbourne. Irwan ikut marathon pertama nya di Gold Coast saat itu dan memiliki target waktu yang sama dengan saya, yaitu di bawah 5 jam. Good for you Irwan, running a marathon from an early age!

Hari itu saya punya plan dan goal, yaitu lari sedikit di bawah pace 7 menit/km, dari awal s/d akhir. Menjaga pace stabil penting banget, karena udara di Gold Coast dingin, dan kalau saya terbawa eforia starting line pasti akan ngebut di depan ..dan ngesot di bekakang. Udara pagi di Gold Coast antara 10-15 derajat celsius, tetapi setelah jam 10 menjadi panas di jalanan terbuka, karena matahari yang sangat terik.


Di km 8, temptation untuk lari kencang karena udara dingin sangat menggoda tapi untungnya bisa saya redam. Saya tetap lari santai di pace 6:50 menit/km sambil dengerin audiobook "What I Talk About When I Talk About Running" karya Haruki Murakami.

Di sekitar km 33 ada tanjakan, dan betis kiri saya mulai keram, tapi kali ini saya paksakan diri untuk tidak jalan. Saya pushed terus dengan membiarkan pace agak kendor di atas 7 menit/km. Di km 37, audiobook Murakami habis dan saya ganti musik. Ternyata, musik di 5 km terakhir marathon itu sesuatu banget!

Ini official pace chart saya berdasarkan checkpoints yang saya lewati setiap 5 km.

Split times yang cukup "rata" dari awal sampai akhir.

Saya akhirnya bisa kembali ke pace 6:50 di km 38 dan bahkan di 2 km terakhir berhasil turun ke pace 6:17 menit/km. Saat saya lewat km 41, lagu "In The Name of Love" nya U2 versi Tiesto remix muncul di headset (not planned). 

In The Name of Love, I finally crossed that finish line at 4 hours 50 minutes 55 seconds.
I am Chubby. What About You?
That was my sub 5 story.


Thank you God. Thank you my family. Thank you Gold Coast!

PROLOGUE


Minggu, 27 Oktober 2013, jam 08:45 pagi = kilometer 28 di Jakarta Marathon.. "betis kiri keram.. coba lari.. betis kanan ikut keram.. damn! Alamat jalan lagi nih."

Memori marathon 42.2 km pertama saya di Bali tahun sebelumnya (22 April 2012) terngiang ngiang. Waktu itu, di turunan terjal kilometer 21 di Gianyar, otot hamstring kanan saya ketarik. Setelah jalan dan lari, dan lari dan jalan lagi, akhirnya saya finish marathon pertama di Bali dalam 6 jam 27 menit.

Cikal bakal marathon saya di Gold Coast sebenarnya dimulai di Jakarta Marathon. Di marathon ke dua saya itu, finish line akhirnya saya capai dalam kondisi keram hampir sekujur kaki, di waktu 5 jam 50 menit.

Saat itu, 27 Oktober 2013 jam 10:51, saya janji sama diri sendiri, tahun depan harus bisa marathon di bawah 5 jam.


Sehabis Jakarta Marathon, saya mulai hunting petualangan 42.2 km selanjutnya.

Walau belum pilih event yang mana, persiapan next marathon ini saya usahakan lebih maksimal, dan masih bisa akomodir kegiatan sehari hari yang penuh kesibukan lain nya.

Pada tanggal 24 November 2013 saya ikut Standard Chartered Half Marathon di Tangerang, dan untuk pertama kali saya bisa maintain average pace 6:00 menit/km selama 21.1 km, dengan finish time 2 jam 6 menit.

Sebelum saya lanjut, ada catatan bahwa posting ini bukan mengenai adu cepet sama orang lain. The only person I am trying to beat is myself.

Saya kenal banyak pelari yang jauh lebih cepet dan tangguh, and I truly respect each and every one of them.

In fact, I respect all runners, because running looks simple but it's not easy.

Cerita ini lebih ke nepatin janji ke diri sendiri, karena di dunia lelarian, ada pepatah: "Running gives back as much as you put in. And more."

Back to the hunt for the next marathon. Di awal tahun ini (2014) berita mengenai Sundown Marathon udah kenceng. Saya pikir menarik juga nih, karena malam hari.. jadi gak "kena" panasnya Singapore.

Setelah Bali Marathon di April 2012, saya sempet ikut event Craze Ultra di bulan September, acara lari gila di mana saya ambil kategori 78 km. Di acara itu saya bener bener merasakan panas Singapore dari matahari terbit sampai terbenam, bahkan sampe bulan keluar. Setelah Craze Ultra, saya juga janji sama diri sendiri, "kecuali ada acara khusus, gue ga akan pernah ikut marathon (atau ultra) di Singapore yang melibatkan matahari lagi."

Di hari terakhir registrasi early bird, tanggal 30 Januari 2014, akhirnya saya sign up untuk Sundown Marathon. Saya mulai lebih giat lari dan sering fartlek (lari santai yg diselingi lari cepat ke titik titik tertentu di rute, untuk latihan cardio yang lebih kuat). Target saya, harus break PB (Personal Best) 10K dari acara Nike We Run (15 Desember 2013 = 54 menit 7 detik) sebelum Sundown.

Minggu, 13 April 2014 saya ikut race JFS 5K di STB/ACS. Saya finish 5K dengan waktu 24 menit 53 detik, my first sub 5 min/km pace for 5K and a new PB (dibandingkan catatan waktu 27 menit plus di acara 5K sebelumnya di akhir 2012).

Di bulan Mei saya ikut race 10K setiap minggu, dimulai dengan Mandiri Run tgl 4 Mei, Pocari Run di 11 Mei, Samsung Run Series di 18 Mei dan Wine & Cheese di 25 Mei.

Di Mandiri 10K, saya PB dgn catatan waktu 54 menit 3 detik, dan di Samsung PB lagi dgn catatan waktu 52 menit 53 detik.

Dengan 1 PB di 5K, dan 2 PB di 10K, saya merasa siap untuk Sundown 2 minggu lagi. Ternyata.. Tuhan punya rencana lain..

3 minggu sebelum Sundown, virus flu sedang merebak di rumah saya, dan anak istri semua kena. Sejak sering lari, saya jarang sakit tapi klu sudah terjangkit biasanya parah. Dan bener aja.. abis Samsung Run saya kena flu parah yg langsung menjalar ke my problem area yaitu sinus. Menjelang Sundown, saya infeksi sinus dan harus makan antibiotik dan antihistamine. Ternyata antihistamine meningkatkan detak jantung (saya baru tau setelah balik ke dokter abis Sundown).

Saat lari di Sundown (1 Juni 2014), setelah menempuh 10 km dengan pace 7+ menit/km, saya liat heart rate monitor dan angka menunjukkan 175! "Gile bisa serangan jantung nih klu gue paksain!" Long long story short (ternyata lari setelah tengah malam di Singapore itu pengap dan ga enak banget banget), saya akhirnya selesai Sundown dengan catatan waktu 6 jam 39 menit. My worst race ever, literally and figuratively.

Saya kecewa setelah Sundown, and I was very down. Saya sadar infeksi sinus itu bukan salah siapa2, tapi seperti kata2 yang lagi sering digunakan belakangan = "sakitnya tuh di siniiii."

Anyway.. life went on and I remain blessed, and counting my blessings every day.

Kebetulan beberapa minggu sebelum Sundown saya pernah liat website Gold Coast Marathon, salah satu event lari yang jadi target masa depan. Yang menarik dari event ini adalah Registrasi nya, mereka terima pendaftaran s/d 1 hari sebelum acara, yaitu s/d tanggal 4 Juli 2014.

Di awal Juni saya memang lagi cari acara liburan sekolah anak anak. Saya cek penerbangan, ternyata ada budget airline Scoot yg terbang direct dari Singapore ke Gold Coast.

I have a promise to fulfil.

#GCAM14 here we come!


SUMMARY

Ikut acara lari 42.2 km is something special. You have to respect the distance, because a lot of things can happen between km 1 to km 42. Dan banyak hal lain yang bisa terjadi saat persiapan selama minimal empat bulan sebelumnya.

Untuk yang belum coba, dan memiliki waktu, kesehatan dan komitmen untuk latihan, give the marathon a shot. It will test you as much mentally as it will physically. If you are curious about discovering the kind of person you are, signing up for a marathon will be worth your while.

In the grand scheme of things, my runs including Gold Coast, is not that special. It was just something very personal, an 8-month journey to fulfil a simple promise to myself.

Thank you again to my team-mates at Team Chubby, fellow IndoRunners committee and members, and to all runners who is a constant source of inspiration in my everyday life.

One weekend, one family = 5 medals, 5 PBs. Blessed!

Setelah Gold Coast, apakah saya ada buat janji baru kepada diri sendiri? Hanya satu, I will keep running for the foreseeable future. Dan saya juga janji, no more marathon this year :) Dua dalam setahun sudah cukup untuk saya.



2 comments:

  1. wahh, seru bacanya, Capt. gw tahu pasti ga mudah, tapi hasilnya menyenangkan.
    mudah2an saya juga bisa bercertita tentang my next marathon di BMBM2014.
    thx for sharing, Capt.. #malilali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thanks @matano canoes (maaf nama sebenarnya siapa, ga ngeh). Ditunggu cerita BMBM 2014 nya.

      Delete