Saturday, July 12, 2014

Ultra Gila di Singapura (Craze Ultra, September 2012)

#latepost 

Sabtu, 22 September 2012, jam 5:00 pagi waktu Singapore = KRINNGGGG! ..bunyi Alarm.. Time for "lari gila, di Craze Ultra!" Pikiran pertama saya.. "..baru tidur 2 jam-an nih. Berangkat gak ya?"

Kira-kira 10 jam sebelumnya, sy makan malam dengan keluarga di restoran Thai. Pendek cerita, ada segelas Thai Iced Coffee yang belum di sentuh di meja kami. Dan, dengan bodohnya, saya minum Es Kopi Susu itu!

Dengan kondisi nervous, ditambah kopi high-sugar, saya melek sampai jam 2:30 subuh (terakhir liat jam)! Saat terbangun karena alarm jam 5:00, di benak saya: "Mau coba lari lebih dari 10 jam, dengan bekal tidur 2 jam ....Loe udah GILAA!?"

Dengan afirmasi "ya, gua gila!" saya siap siap untuk berangkat. Jam 5:45 sy sampai di lokasi starting point, yaitu waduk MacRitchie Singapore. Di sana bertemu dengan Muara, Ultra-runner dan duta AdiNation, yg ambil kategori 160 km. Ada juga Hendra Wijaya dan Nyoman Suka Ada (160 km individual, sama dengan Muara). EDANN! Lalu ada teman saya Anto & Fasta, team IndoRunners duo 160 km (masing-masing 80 km). Dan Zedy Ng yg ambil "porsi" 101 km. Total ada 7 samurai gila dari Indonesia.

Memang acara ini cocok dengan namanya, "CRAZE ULTRA! Are You Nuts?!"

Yes, WE ARE Nuts!

*** DISCLAIMER! Cerita ini BUKAN mengenai competitive running. The only person I am competing with is myself. Cerita ini di tujukan untuk (semoga) memberi inspirasi, bahwa ikut DAN menyelesaikan marathon, bahkan ultra-marathon, bukan sesuatu yang mustahil. Banyak pelari yang lebih cepat dari saya, dan lari lebih jauh dari saya, dan saya menghormati mereka semua, dan saya menghormati setiap orang yang bersedia menantang dirinya sendiri, untuk "menembus batas," di mana batas2 tersebut seringkali adalah self-imposed. If you believe you can, you can (selama kita bersedia untuk melakukan persiapan yang mumpuni)! Catatan penting adalah untuk melakukan semuanya dengan bertahap, dan jujur dengan diri sendiri. Jangan lupa doa, karena many things are beyond our control. Believe, and Achieve! ***

Di Craze Ultra, peserta boleh bawa pacar ..eh maksud saya pacer. Jam 6:00 saya bertemu pacer utk 12 km pertama, teman sy Desmond Koh, perenang nasional Singapore yg pernah ikut Olympic 5X (teman nya Richard Sam Bera). Dengan mental "apa yg terjadi terjadilah," akhirnya race di mulai jam 7:08.

Apa yg saya bawa? Craze Ultra memiliki checkpoint (CP) rata rata setiap 10 km, dan di setiap CP peserta boleh nitip tas, yg bisa kita isi apapun yg kita perlukan. Saya isi tas-tas tersebut dengan baju ekstra + handuk kecil + electrolytes + energy bars + lampu. CP ini adalah "life-saver," karena dengan bisa nitip barang di setiap 10 km, saya jadi ga perlu bawa ransel/hydration-pack, karena sy khawatir ransel akan membuat pundak saya tdk bisa "napas" dan potensi overheated di udara Singapore yg hot & extra humid. Saya hanya bawa hand-held hydration, yg ada pocket utk taruh iPhone + blackberry. Untuk tracking "petualangan" ini, sy pakai Nike+ application di iPhone, yg sudah saya lengkapi dengan extra battery-jacket, untuk antisipasi waktu lari yg akan lebih dari 10 jam (dengan GPS nyala).

12 KM pertama sy lari di pace 7,25 menit/km, sesuai target. Itu pun sudah di warning beberapa kali oleh Desmond = "slow down dude. You got more than 70 km to go." HUEK! Langsung mau pulang denger angka 70km.

Di CP 1 (km 12) Desmond pamit pulang, dengan farewell words "You are Crazy, dude!" Coming from a Singapore national swimmer, I take that as a compliment! Sampai di CP 2 (km 21,5) Woodlands Waterfront, sy bisa lihat Johor Bahru di seberang laut. Di CP ini saya ganti kaos warna putih dengan kerah semi turtleneck, antisipasi panas matahari yg akan segera tiba.

Di CP 3 (km 30), sy bertemu pacer ke-dua sy, Vincent Ng, ketua klub alumni USC Singapore, yang sedang training untuk full-marathon pertamanya (Stanchart Singapore Marathon, 2 Desember 2012). Efek tidur 2 jam mulai terasa di km 33, sy cape dan ngantuk sangat. Untuk simpan tenaga, saya ajak Vincent untuk terapkan siklus lari-5-menit-jalan-2-menit. Jam 11 matahari panas dan kelembaban lengket khas Singapura sudah menyerang sekujur badan. Di km 35, saya coba stretching, dengan posisi "mendorong pohon besar." Saat saya stretch kaki, KERAM menyerang betis kiri bawah, DAN belakang paha kanan. Kaki saya melengkung dan GA BISA BALIK! Untung ada Vincent yg membantu saya meluruskan kaki.

CP 4 berada di km 39, dan jarak antara 35-39 km benar2 yang terberat. Dalam kondisi extremely-fatigued dan ngantuk, saya paksa diri saya utk lari dan jalan, langkah demi langkah. Begitu Vincent bilang, "CP 4 udah keliatan tuh, 500 meter di depan!" Saya lari menuju CP 4, telling myself, "get to the halfway point, and collect yourself there."

Saya duduk di CP 4 dan benar2 hampir ketiduran. Setelah re-fueling air + elektrolit, pisang + potato chips (untuk garam/sodium) + roti, dan disemprot air dingin (water never felt so good!), saya lanjut perjalanan balik (rute saya adalah starting point sampai CP 4 = 39 km, lalu balik ke starting point MacRitchie = 78 km).

Dari CP 4 (km 39) balik ke CP 3 (km 49), saya masih struggling dan harus paksakan diri. Vincent rencananya akan pace sy s/d CP 3 saja. Sampai CP 3 (km 49), saya mulai merasa lebih baik, mungkin karena rute sudah lebih dari 60% selesai.

Dari CP 3 ke CP 2, saya merasa energized dan picked up the pace. Mungkin karena liat saya kembali semangat, Vincent memutuskan untuk nemanin saya s/d CP 2. Dia kaget liat saya mulai lari lebih cepat: "Wow, I guess there is such a thing as the second wind!" Response saya (sambil meyakinkan diri sendiri), "yes, believe in yourself, and the second wind will come!" Vincent akhirnya pamit meninggalkan saya di sekitar km 53. Dan saya maju terus menuju CP 2. Saat itu sudah mau jam 5 sore, tapi udara Singapore masih panas & sangat lengket. Sebelum Vincent pulang, dia mengatakan "hey, this is inspiring man!" Saya jawab "thanks Vincent, appreciate you sticking around for so long!"

Akhirnya sampai CP 2 (km 56,5) ...SISA 21,5 KM! Saya gunakan checkpoint tersebut untuk istirahat, re-fueling elektrolit, pisang dan potato chips, dan ganti kaos favorit saya, dengan tulisan FIGHT ON! Saya juga ambil lampu tempel jidat, untuk masuk ke Ulu Sembawang Park, yang di peta sudah di tulis "UNLIGHTED PARK" (taman tidak berlampu). Saat waktu menunjukkan sekitar jam 7:30 malam, saya sampai di "mulut" Ulu Sembawang Park, dan ada sign = "YOU ARE STRONG! KM 63!" Pikiran saya "ASSSIKKKKK, sisa 15 km from the promised land!"




HORROR!

Saya masuk Ulu Sembawang Park yang gelap gulita (liat foto). Coba bayangkan, anda seorang diri, di "temani" lampu di kepala yang nyorot sekitar 2-3 meter ke depan, dan 360 derajat total darkness (hitam pekat), dengan environment banyak pohon (suddenly music from the Twilight Zone ringing in my ears). Dan untuk melewati park tersebut, jarak yg harus ditempuh sekitar 2 kilometer. GILA! Setiap kali ada suara di pohon pohon, kepala (dan lampu di jidat) refleks nengok, dan, gak keliatan apa-apa (gimana kalau keliatan sesuatu, bisa jadi sesuatu banget tuh!). Setiap beberapa saat, saya lihat ke belakang, dan tentunya ga bisa liat apa-apa, karena lampu hanya nyorot 2-3 meter ke arah kepala menengok (untung ga ada apa-apa atau siapa-siapa di belakang! Klu sampai ada... gw musti ngomong WOW gitu?!). Yang paling bikin be te, footpath di park tersebut UPHILL. Karena kondisi cape banget, dan masih ada 15 kilometer, saya jalan cepat selama footpath masih nanjak (and it felt like F O R E V E R). Begitu footpath landai, saya lariiiiii. Waktu saya lihat jalan raya terang, kira-kira 300 meter di depan, saya tidak pernah begitu senang seumur hidup melihat tiang lampu di jalan raya! Memang GILA nih Craze Ultra!

Eniwei…. akhirnya saya sampai di CP 1, kilometer 66. YEEHAAAAA! Dua belas kilometer lagi! Kaki rasanya sudah kaya tahu pong! Di tas yang saya titip di CP tersebut, saya memang sudah taruh beberapa mooncake (kue bulan), untuk saya bagi2kan ke volunteer yang jaga di sana. Mereka sangat senang dapat mooncake (lagi musimnya) Saya juga senang, karena perjuangan sudah akan berakhir.

Saat di CP 1, melalui bb saya tahu anak istri sudah nunggu di MacRitchie. Saya bb ke mereka, "sabar yah. Last checkpoint, tinggal 12 kilometer, tapi mungkin agak lama nih."

Saya sempat nyasar di leg terakhir ini. Karena saya merasa sudah lari di Upper Thompson lama banget, firasat saya mengatakan sudah melewati MacRitchie, dan saya lari BALIK ARAH (padahal belum sampai MacRitchie, pinter banget deh gue)!

Saya sempet bingung dan telpon Ben Swee/race director Craze Ultra. Setelah kembali ke jalan yang benar, akhirnya sekitar jam 10 malam, saya sampai di Promised Land a.k.a. MacRitchie. Setelah sekitar 15 jam lari + jalan + keram + navigasi, I FINISHED my first ULTRA! Karena nyasar, jarak 78 km saya "nambah" jadi 79 kilometer! Memang yang ikut acara ini semua gak waras, dan saat itu saya sendiri merasa udah sedikit gila.

Saya tanya ke panitia, bagaimana waktu saya? Saya pikir saya yang paling akhir di kategori 78 km (mengingat episode horror sendirian di ulu sembawang park). Ada total 240 peserta di Craze Ultra perdana ini, dan di kategori 78 km individual, ada 18 orang yg terdaftar. Dengan waktu 15 jam 29 menit, saya ternyata finisher # 7 dari 18 orang (ada dua DNF, dan dua DNS). Ga bagus (not at all), tapi ga sejelek yang saya kira.

Jarak 79 km yg sy tempuh, sama dengan jarak Jakarta ke Purwakarta, "naik kaki". Begitulah cerita saya, ber gila ria di craze ultra! Semoga sedikit menghibur, dan semoga bisa meng inspirasi sebagian anda untuk ikut2an gila

Thank God for allowing me to finish. Thank my family for putting up with this crazy husband and father. Thank IndoRunners for motivating me to keep running.

Cerita ini saya dedikasikan untuk Nyoman, Muara dan Hendra, the REAL Three Musketeers of Indonesia, yang semua SELESAI di kategori 160 kilometer individual (DNF di kategori ini 63%!!). You guys make Indonesia PROUD!

Selamat juga untuk semua ultraman lain dari Indonesia, terutama teman sy yg ngajak lari pertama kali, yaitu ANTO, dan team-mate nya Fasta yg menyelesaikan 160 km TEAM (masing masing 80 km!), dan untuk Zedy Ng yang berjuang di 101 km.

Finisher Medal saya dedikasikan ke teman saya mister anonim, yang telah menyumbang 4 perpustakaan AUSCI untuk empat SD Negeri di Sleman, waktu kami lari bareng sambil ngobrol di suatu hari Minggu di bulan Juli, yg akhirnya memicu saya daftar di Craze Ultra.

Mari Lari!

No comments:

Post a Comment